October 24, 2010

Anugerah Terindah yang pernah Kumiliki

Aku bisa nulis cerita yang menurutku indah yang ada dibawah ini, tentunya berkat kasih sayang Allah, berkat sang tangan kanan dan berkat guruku yang paling luar biasa hebat yaitu bu Yuniar, berkat inisiatif beliau akhirnya aku bisa berada disini dan berdampingan dengan orang-orang yang luar biasa dari seluruh tanah air.

Kisah beasiswa ini berawal saat aku nyaris lulus dari SMA, saat itu aku galau dan bimbang, apakah mesti langsung kerja ataukah meneruskan pendidikan? Bila ekonomi keluargaku mendukung, tentunya aku gak akan kebingungan dan bimbang seperti itu, akan tetapi keadaanlah yang memaksa hati ini untuk galau.

Dan ditengah kegelapan masa depan yang ditimbulkan kegalauan tersebut, muncul secercah cahaya harapan yang dipancarkan dari secarik kertas formulir beasiswa pendidikan penuh yang ditawarkan oleh sesosok yang paling berpengaruh terhadap kehidupanku, yaitu wali kelasku di SMA, ibu Yuniarsari, seorang guru matematika yang paling aku ngerti setiap ajarannya.

Tanpa pikir panjang aku langsung menerima tawaran beliau dan mengisikan setiap kolom yang tertera di formulir tersebut.

Formulir itupun  kukirim langsung ke direktorat yang ada di gedung anex.

Tak lama kemudian terdengar kabar bahwa pengumuman mengenai lamaran beasiswa sudah bisa diakses.

aku dan 2 teman lainnya yang melamar beasiswa lekas mengecek email kami masing-masing, dan hasilnyapun sesuai dengan harapan kami, yah, lamaran beasiswa kami diterima.

Akupun jadi merasa tenang mengenai masalah biaya, dan mulai fokus belajar.

Hari H(hari USM digelar)-pun tiba, hari itu hari sabtu tepat setelah UN dilaksanakan, akupun mengerjakan soal psikotes dan ujian seni rupa dengan penuh percaya diri, tercampur rasa cemas.
Kecemasan dan percaya diri yang maksimal berlanjut keesokan harinya, yaah, USM masih berlanjut, hari itu dengan ketelitian yang super maksimal akupun mengerjakan soal MIPA terpadu, b.inggris, matdas, dan tbs. Itu sangat membuat otakku merasa tegang dan nyaris meledak.

Tetapi akhirnya 2 hari yang paling menentukan arah masa depan akupun berhasil dilewati dengan lancar tanpa menemukan kendala yang berarti.

Sembari menunggu hasil usaha belajar selama beberapa bulan ke belakang itu, tanpa bosan dan letih, nyaris setiap detik aku berharap, bernazar, dan berdoa kepada yang maha mengabulkan, agar semua target dan impianku tercapai.

Dan hari penuh ketegangan selama 17 tahun aku hiduppun tiba, yah, pengumuman USM sudah keluar dan sudah bisa diakses. Dengan penuh rasa tegang, cemas, percaya diri, kesedihan, kegembiraan yang bercampur aduk sehingga menimbulkan rasa yang sampai sekarang belum kutahu apa sebutannya,  akupun mengakses komputer dan membuka sitenya lalu mengentrikan no. Formulir dan no. Peserta lalu menekan enter, dan. . .

Terdapat teks yang terbaca kira-kira seperti ini :

'Selamat kepada Saudara Dudi Julianto Anda diterima di program beasiswa pendidikan penuh dan bantuan hidup (BIUS) di FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) ITB'

Di tengah keheningan warnet di pagi hari yang masih belum banyak dikunjungi pelanggan, teriakan 'Alhamdulillah!' begitu saja dilontarkan tepat setelah kata 'Selamat' selesai kubaca.

Sampai sekarang, itulah anugerah terindah yang pernah kudapatkan selama aku hidup dalam 18 tahun ini.

Dan saat detik itulah aku bergabung dengan orang-orang super hebat yang mempunyai latar belakang ekonomi yang persis dengan latar belakangku, yah, mulai saat itulah aku dan sang tangan kanan bergabung dengan keluarga besar BIUS (Beasiswa ITB Untuk Semua). Sekali lagi Alhamdulillah. . ^^
kunjungan BIUS ke gedung merdeka saat bridging